Azab mengumbar Aurat
Azab
Tidak Menutup Aurat Dalam Islam dan Dalilnya
Islam adalah agama yang sempurna yang
mempunyai aturan untuk setiap aspek kehidupan manusia, termasuk dalam
berpakaian. Sebagaimana firman Allah SWT:
ads
يَٰبَنِىٓ ءَادَمَ قَدْ أَنزَلْنَا عَلَيْكُمْ
لِبَاسًا يُوَٰرِى سَوْءَٰتِكُمْ وَرِيشًا ۖ وَلِبَاسُ ٱلتَّقْوَىٰ ذَٰلِكَ خَيْرٌ
ۚ ذَٰلِكَ مِنْ ءَايَٰتِ ٱللَّهِ لَعَلَّهُمْ يَذَّكَّرُونَ
Artinya: “ Hai anak Adam, sesungguhnya Kami
telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk
perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah
sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu
ingat.” (Q.S.Al- A’Raaf:26)
Dari ayat di atas telah dijelaskan bahwa
pakaian digunakan untuk menutup aurat. Perintah untuk menutup aurat ini berlaku
bagi laki-laki maupun perempuan. Namun, saat ini perempuan justru semakin
banyak yang membuka aurat atau tidak menutupnya dengan sempurna dan menjadi dosa wanita yang paling dibenci Allah.
Padahal Allah telah menjelaskannya berkali-kali dalam Al Quran tentang cara berpakaian wanita muslimah dan
kewajiban wanita dalam Islam.
يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّبِىُّ قُل لِّأَزْوَٰجِكَ
وَبَنَاتِكَ وَنِسَآءِ ٱلْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِن جَلَٰبِيبِهِنَّ
ۚ ذَٰلِكَ أَدْنَىٰٓ أَن يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ ۗ وَكَانَ ٱللَّهُ غَفُورًا
رَّحِيمًا
Artinya: “ Hai Nabi, katakanlah kepada
isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin:
“Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang demikian
itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu.
وَقُل لِّلْمُؤْمِنَٰتِ يَغْضُضْنَ مِنْ
أَبْصَٰرِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا
مَا ظَهَرَ مِنْهَا ۖ وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَىٰ جُيُوبِهِنَّ ۖ وَلَا
يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا لِبُعُولَتِهِنَّ أَوْ ءَابَآئِهِنَّ أَوْ
ءَابَآءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ أَبْنَآئِهِنَّ أَوْ أَبْنَآءِ بُعُولَتِهِنَّ
أَوْ إِخْوَٰنِهِنَّ أَوْ بَنِىٓ إِخْوَٰنِهِنَّ أَوْ بَنِىٓ أَخَوَٰتِهِنَّ أَوْ
نِسَآئِهِنَّ أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَٰنُهُنَّ أَوِ ٱلتَّٰبِعِينَ غَيْرِ
أُو۟لِى ٱلْإِرْبَةِ مِنَ ٱلرِّجَالِ أَوِ ٱلطِّفْلِ ٱلَّذِينَ لَمْ يَظْهَرُوا۟
عَلَىٰ عَوْرَٰتِ ٱلنِّسَآءِ ۖ وَلَا يَضْرِبْنَ بِأَرْجُلِهِنَّ لِيُعْلَمَ مَا
يُخْفِينَ مِن زِينَتِهِنَّ ۚ وَتُوبُوٓا۟ إِلَى ٱللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَ
ٱلْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
Artinya: “Katakanlah kepada wanita yang beriman:
“Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka
menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan
hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan
perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami
mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau
saudara-saudara laki-laki mereka,
atau putera-putera saudara lelaki mereka,
atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau
budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak
mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti
tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui
perhiasan yang mereka sembunyikan.
Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah,
hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung” (Q.S. An Nur: 31)
Rasulullah juga telah memberitahukan kita
tentang batasan aurat wanita dalam pandangan Islam
yang diperbolehkan untuk dilihat. Dalam sebuah riwayat Aisyah RA, bahwasanya
Asma binti Abu Bakar masuk menjumpai Rasulullah SAW dengan pakaian yang tipis,
lantas Rasululloh SAW berpaling darinya dan berkata:
“Hai Asma, seseungguhnya jika seorang wanita
sudah mencapai usia haid (akil baligh) maka tak ada yang layak terlihat kecuali
ini,” sambil beliau menunjuk wajah dan telapak tangan.” (HR. Abu Daud dan
Baihaqi).
Rasul pernah bercerita kepada Ali r.a. :
wahai Ali pada malam mi’raj ketika aku pergi ke langit ,aku melihat wanita
wanita umatku dalam azab dan siksa yang sangat pedih sehingga aku tidak
mengenali mereka. Oleh karena itu, sejak aku melihat pedihnya azab dan siksa
mereka, aku menangis.
Kemudian beliau bersabda: Aku melihat wanita
yang digantung dengan rambutnya dan otak kepalanya mendidih. Rasulullah saw
bersabda: Wanita yang digantung dengan rambutnya dan otak kepalanya mendidih
adalah wanita yang tidak mau menutupi rambutnya dari pandangan laki-laki yang
bukan mahram.
Dalam peristiwa Isra’ Mi’raj, Rasulullah sendiri
telah diperlihatkan betapa pedihnya hukuman wanita tidak berjilbab di
akhirat akibat banyak mengumbar aurat di dunia atau ciri-ciri wanita penghuni neraka.
Mulai dari wanita menangis sambil
meminta pertolongan tetapi tiada yang sanggup membantu karena berhias bukan
untuk suaminya, wanita tergantung pada rambutnya dan otaknya menggelegak
dalam periuk akibat tidak menutup auratnya (rambut), wanita yang mukanya
hitam dan memamah isi perutnya sendiri akibat mengoda dan mengairahkan lelaki,
hingga Wanita dibelenggu dengan api neraka, mulutnya terbuka luas, keluar
api dari perutnya akibat menjadi penyanyi dan tidak sempat bertaubat.
Sungguh Allah telah memberikan peringatan
akan siksa neraka bagi wanita
yang membuka aurat. Mungkin bagi sebgaian orang, membuka aurat bukanlah hal
yang penting, tapi sebenarnya membuka aurat juga membuka jalan zina dalam
Islam. Rasulullah SAW bersabda:
“Ada dua golongan dari ahli neraka yang belum
pernah saya lihat keduanya itu: pertama: Kaum yang membawa cambuk
seperti ekor sapi yang mereka pakai buat memukul orang (penguasa yang kejam);
kedua: Perempuan-perempuan yang berpakaian tetapi telanjang, yang cenderung
kepada perbuatan maksiat dan mencenderungkan orang lain kepada perbuatan
maksiat, rambutnya sebesar punuk unta. Mereka ini tidak akan boleh masuk
syurga, serta tidak dapat akan mencium bau syurga, padahal bau syurga itu
tercium sejauh perjalanan demikian dan demikian.” (HR. Muslim)
Telah diperingatikan pula bahwa ibadah mereka
yang menyepelakan tentang aurat tidak akan diterima. Rasulullah SAW
bersabda: “Tidak diterima sholat wanita dewasa kecuali yang memakai khimar
(jilbab).” (HR. Ahmad, Abu Daud, Tirmidzi, bn Majah)
وَٱلَّذِينَ كَذَّبُوا۟ بِـَٔايَٰتِنَا
وَلِقَآءِ ٱلْءَاخِرَةِ حَبِطَتْ أَعْمَٰلُهُمْ ۚ هَلْ يُجْزَوْنَ إِلَّا مَا
كَانُوا۟ يَعْمَلُونَ
Artinya: “ Dan orang-orang yang
mendustakan ayat-ayat Kami dan mendustakan akan menemui akhirat, sia-sialah
perbuatan mereka. Mereka tidak diberi balasan selain dari apa yang telah mereka
kerjakan.” (Q.S. Al A’raaf: 147)
Demikianlah balasan yang akan diterima oleh
wanita yang suka mengumbar aurat. Bukan hanya ketika ia berjalan ke luar rumah,
tapi juga ketika ia memposting foto-fotonya yang memperlihatkan auratnya.
Sungguh dosanya akan terus mengalir setiap orang melihat foto tersebut walaupun
ia sudah meninggal.
Jika sebagian wanita berkelit dengan
mengatakan bahwa ingin memperbaiki hati sebelum berjilbab, maka pikirkanlah
kembali baik-baik azab yang akan diterima. Sungguh akhlak dan keimanan akan
ikut dengan sendirinya jika Anda telah berjilbab. Jadilah wanita yang dirindukan surga dan
wanita cantik menurut Islam
dengan menjaga auratmu.
Comments