SEPUTAR MAKAN SAHUR JILID I
Oleh: Abu Syafira, diambil dari penjelasan Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal & Yhouga Pratama hafidzakumullāh
Bismillāh was sholatu was salāmu ‘alā rasulillāh, amma ba’du
Perlu diketahui sebelumnya bahwa yg dimaksud dengan sahūrالسَحُور) ) secara bahasa Arab berarti makanan yang disantap sebelum berpuasa. Adapun suhūr سُحُور) ) adalah perbuatan menyantap makanan sahur. Penyebutan & penggunaan kedua istilah ini kerap terbalik dalam bahasa Indonesia.
SUNNAH MAKAN SAHUR
Di bulan Ramadhan ada amalan sunnah yang bisa dijalani yaitu makan sahur. Amalan ini disepakati oleh para ulama dihukumi sunnah & bukanlah wajib, sebagaimana kata Imam Nawawi rahimahullāh dalam Syarah Shahih Muslim, 7: 206. Untuk itu disunnahkan bagi orang yg hendak berpuasa untuk makan sahur. Al Khottobi rahimahullāh mengatakan bahwa makan sahur merupakan tanda bahwa agama Islam selalu mendatangkan kemudahan & tidak mempersulit.
(‘Aunul Ma’bud, 6/336)
Nabi shallAllāhu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ أَرَادَ أَنْ يَصُومَ فَلْيَتَسَحَّرْ بِشَىْءٍ
“Barangsiapa ingin berpuasa, maka hendaklah dia bersahur.”
(HR.Ahmad rahimahullāh 3/367. Syaikh Syu’aib Al Arnauth rahimahullāh mengatakan bahwa hadits ini derajatnya hasan dilihat dari jalur lainnya, yaitu hasan lighoirihi)
KEBERKAHAN DALAM MAKAN SAHUR
Selain sunnah, amalan ini memiliki keutamaan yang penuh berkah.
Dalam hadits muttafaqun ‘alaih, dari Anas bin Malik radhiyAllāhu'anhu, Nabi shallAllāhu ‘alaihi wa sallam bersabda,
تَسَحَّرُوا فَإِنَّ فِى السَّحُورِ بَرَكَةً
“Makan sahurlah kalian karena dalam makan sahur terdapat keberkahan.”
(HR. Bukhari rahimahullāh no.1923 & Muslim rahimahullāh no.1095).
Barokah dalam hadits ini, mencakup baik makanan sahur (as sahūr), maupun perbuatan sahur itu sendiri (as suhūr).
Yang dimaksud berkah/barokah adalah turunnya & tetapnya kebaikan dari Allāh Ta'ala pada sesuatu. Berkah/barokah bisa mendatangkan kebaikan & pahala, bahkan bisa mendatangkan manfaat dunia & akhirat. Namun patut diketahui bahwa berkah/barokah itu datangnya dari Allāh Ta'ala yang hanya diperoleh jika seorang hamba menta’ati-Nya.
Berikut adalah hal-hal & sebab lainnya yang menyebabkan bahwa makan sahur itu penuh berkah:
1) Memenuhi perintah Rasulullāh shallAllāhu'alaihi wa sallam, sebagaimana diperintahkan dalam hadits di atas. Keutamaan mentaati beliau disebutkan dalam ayat,
مَنْ يُطِعِ الرَّسُولَ فَقَدْ أَطَاعَ اللَّهَ
“Barangsiapa yang mentaati Rasul itu, sesungguhnya ia telah mentaati Allāh. Dan barangsiapa yang berpaling (dari ketaatan itu), maka Kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka.”
(QS. An Nisaa’: 80).
Allāh Ta’ala juga berfirman,
وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
“Dan barangsiapa mentaati Allāh & Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar.”
(QS. Al Ahzab: 71).
2) Makan sahur merupakan syi’ar Islam yg membedakan dengan ajaran Ahli Kitab (Yahudi & Nashrani). Dari ‘Amr bin Al ‘Ash radhiyAllāhu'anhu, Rasulullāh shallAllāhu ‘alaihi wa sallam bersabda,
فَصْلُ مَا بَيْنَ صِيَامِنَا وَصِيَامِ أَهْلِ الْكِتَابِ أَكْلَةُ السَّحَرِ
“Perbedaan antara puasa kita & puasa Ahli Kitab (Yahudi & Nashrani) adalah makan sahur.”
(HR.Muslim rahimahullāh no. 1096)
Ini berarti Islam mengajarkan baro’ dari orang kafir, artinya tidak loyal pada mereka. Karena puasa kita saja dibedakan dengan orang kafir.
3) Dengan makan sahur, keadaan fisik lebih kuat dalam menjalani puasa. Beda halnya dengan orang yang tidak makan sahur. Imam Nawawi rahimahullāh berkata, “Barokah makan sahur amat jelas yaitu semakin menguatkan & menambah semangat orang yg berpuasa.”
(Syarah Shahih Muslim, 7: 206)
4) Orang yg makan sahur mendapatkan shalawat dari Allāh Ta'ala & do’a dari para malaikat-Nya. Dari Abu Sa’id Al Khudri radhiyAllāhu'anhu, Nabi shallAllāhu ‘alaihi wa sallam bersabda,
السُّحُورُ أَكْلُهُ بَرَكَةٌ فَلاَ تَدَعُوهُ وَلَوْ أَنْ يَجْرَعَ أَحَدُكُمْ جَرْعَةً مِنْ مَاءٍ فَإِنَّ اللَّهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى الْمُتَسَحِّرِينَ
“Makan sahur adalah makan penuh berkah. Janganlah kalian meninggalkannya walau dengan seteguk air karena Allāh & malaikat-Nya bershalawat kepada orang yang makan sahur.”
(HR.Ahmad rahimahullāh 3: 44. Syaikh Syu’aib Al Arnauth rahimahullāh mengatakan bahwa hadits ini shahih lighoirihi).
5) Waktu makan sahur adalah waktu yg diberkahi & waktu yang mustajab untuk berdo'a. Karena ketika itu, Allāh Ta'ala turun ke langit dunia. Dari Abu Hurairah radhiyAllāhu'anhu, Nabi shallAllāhu ‘alaihi wa sallam bersabda,
يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الآخِرُ يَقُولُ مَنْ يَدْعُونِى فَأَسْتَجِيبَ لَهُ مَنْ يَسْأَلُنِى فَأُعْطِيَهُ مَنْ يَسْتَغْفِرُنِى فَأَغْفِرَ لَهُ
“Rabb kita Tabaroka wa Ta’ala turun ke langit dunia ketika tersisa sepertiga malam terakhir. Lantas Dia berfirman, “Siapa saja yang berdo’a kepada-Ku, maka akan Aku kabulkan. Siapa yang meminta kepada-Ku, maka akan Aku beri. Siapa yang meminta ampunan kepada-Ku, maka akan Aku ampuni.”
(HR.Bukhari rahimahullāh no.1145 & Muslim rahimahullāh no.758)
Imam Nawawi rahimahullāh berkata bahwa bentuk keberkahan makan sahur di antaranya adalah karena waktu itu orang bangun, ada dzikir & do’a pada waktu mulia tersebut. Saat itu adalah waktu diturunkannya rahmat serta diterimanya doa dan istighfar.
(Syarh Shahih Muslim, 9: 182)
Ibnu Hajar rahimahullāh juga menjelaskan hadits di atas dengan berkata, “Doa & istighfar di waktu sahur adalah diijabahi (dikabulkan).”
(Fathul Bari, 3: 32)
6) Waktu sahur adalah waktu utama untuk beristighfar. Sebagaimana Allāh Ta'ala berfirman dalam beberapa ayat,
وَالْمُسْتَغْفِرِينَ بِالْأَسْحَارِ
“Dan orang2 yang meminta ampun di waktu sahur.”
(QS. Ali Imran: 17)
وَبِالْأَسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُونَ
“Dan selalu memohonkan ampunan diwaktu pagi sebelum fajar.”
(QS. Adz Dzariyat: 18).
7) Orang yang makan sahur dijamin bisa menjawab adzan shalat Shubuh & juga bisa mendapati shalat shubuh di waktunya secara berjama’ah. Tentu ini adalah suatu kebaikan.
8) Makan sahur sendiri bernilai ibadah jika diniatkan karena Allāh Ta'ala dalam rangka beribadah & untuk semakin kuat dalam melakukan ketaatan pada Allāh Ta'ala
WALLĀHU A'LAM
Comments